Right Button

test
SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI MATA TINTA NUSANTARA

Kepala SMA Pertiwi 1 Padang Firdaus: “Ujian Ini Berat, Tapi Kita Harus Tetap Kuat dan Saling Membantu”

Kepala SMA Pertiwi 1 Padan 
Firdaus 

Padang | MT.com  — Bencana banjir bandang yang melanda Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh membawa dampak besar bagi masyarakat, termasuk keluarga besar SMA Pertiwi 1 Padang. Sejumlah siswa dan guru terdampak langsung, dengan rumah terendam lumpur, pakaian sekolah hanyut, hingga akses jalan yang terputus. Meski demikian, semangat untuk bangkit dan saling membantu terus terlihat di lingkungan sekolah.

Kepala SMA Pertiwi 1, Firdaus, dalam wawancara di ruang kerjanya menyampaikan bahwa banyak siswa datang ke sekolah meski dalam kondisi serba keterbatasan. “Ada anak-anak kita yang rumahnya penuh lumpur, bajunya hanyut, sepatu hilang. Tapi mereka tetap datang ke sekolah. Ini bentuk keteguhan hati,” ujarnya.

Dari yayasan telah menyalurkan berbagai bantuan kepada guru dan siswa. Bantuan berupa kebutuhan pokok dan dukungan finansial diberikan sesuai kemampuan sekolah.

Firdaus menegaskan bahwa aturan berpakaian pun dilonggarkan. “Biasanya wajib seragam, tapi untuk kondisi begini apa adanya saja. Yang penting mereka bisa hadir dan tetap semangat belajar,” katanya.

Dari total 750 siswa, tercatat sekitar 8 sampai 15 siswa per kelas terdampak banjir, terutama di daerah Bypass, Lubuk Buaya, dan beberapa titik lain di Padang yang mengalami kerusakan cukup parah.

Beberapa fasilitas publik seperti aliran air bersih juga masih terkendala. “Air masuk tapi kualitasnya sangat rendah. PDAM belum sepenuhnya mengalir normal,” ungkap Firdaus. Hal ini turut menyulitkan proses pembersihan rumah warga maupun lingkungan sekolah.

Firdaus menekankan pentingnya mengambil pelajaran dari musibah ini, termasuk kesadaran menjaga lingkungan. “Ini pembelajaran bagi kita semua agar tidak membuang sampah sembarangan. Apa yang terjadi hari ini juga terkait perilaku kita terhadap alam,” ujarnya.

Selain itu, sekolah mendorong siswa untuk tetap tegar. “Semakin besar ujian, semakin kuat kita harus menjadi. Itu yang selalu saya sampaikan kepada para siswa,” tambahnya.

Sikap empati para siswa patut diapresiasi. Tanpa paksaan, sejumlah anggota PMR dan Pramuka SMA Pertiwi 1 ikut turun menjadi relawan di dapur umum dan posko bantuan selama 10 hari. Mereka membantu memasak, mendistribusikan bantuan, hingga membantu warga yang mengungsi.

“Itu murni panggilan hati mereka. Mereka bilang: ‘Rumah kami aman, kami bisa tidur, tapi saudara-saudara kami tidak. Jadi kami ingin membantu,’” kata Firdaus.

Ia berharap pengalaman ini menanamkan nilai kemanusiaan dan gotong royong pada para siswa. “Kegiatan sosial seperti ini menjadi ilmu berharga untuk mereka. Mereka belajar merasakan dan membantu sesama,” tutupnya.

Posting Komentar

0 Komentar